Tuesday, December 8, 2009

Juara Seri I = Juara Dunia

Sembilan tahun belakangan ini (kecuali tahun 2003 dan 2005) sang juara dunia adalah pembalap yang memenangi seri pertama Grand Prix Formula 1 yang selama ini berlangsung di Australia. Sensasi kemenangan seri pertama tersebut merupakan formula mujarab penambah rasa percaya diri dan nilai plus seorang pembalap untuk terus berpacu meninggalkan lawan-lawannya diseri-seri berikutnya.

BrawnGP mencengangkan! Bagaimana tidak, tim baru muka lama tersebut dengan mantab merebut gelar juara dunia pembalap dan konstruktur justru ditahun pertamanya. Gelar Juara Dunia tersebut seolah-olah tidak bisa dielakan oleh tim tersebut hanya karena mereka menang di seri 1. Berlebihan? Tentu tidak karena sang dalang dibelakang layar adalah seorang maestro F1 Ross Brawn yang kita tahu kualitas dan determinasinya.

Bagaimana kisah ditahun-tahun sebelumnya? Kita ambil contoh tim-tim seperti Ferrari, Renault dan McLaren dari tahun 2000-2008 mereka selalu mendominasi seri pertama GP Australia dan menjadi Juara Dunia. Yang lebih menghebohkan adalah pada musim tahun 2007 dimana Kimi Raikonnen yang untuk pertama kalinya bergabung dengan tim Ferrari menjadi yang pertama melihat chequred flag di seri pertama dan diakhir musim menjadi juara dunia. Apalagi di tahun 2004 sang living legend Michael Schumacher mendominasi balapan dari seri pertama hingga kelima dengan kemenangan berturut-turut di lima Grand Prix tersebut (Australia, Malaysia, Bahrain, San Marino dan Spanyol) dan tentunya menjadi juara dunia juga. Pada tahun 1998 juga kita bisa melihat Mika Hakkinen memenangi seri pertama Australia dan pada akhirnya keluar menjadi juara dunia 1998.

Kembali ke topik utama “Juara Seri I = Juara Dunia“ tampaknya sangat penuh sekali dengan kandungan tahayulnya alias kebetulan. Memang kalau dilihat secara langsung orang bisa mengatakan begitu tapi sesungguhnya kalau bisa dikaji lebih dalam lagi justru hal tersebut mungkin ada benarnya.

Kemenangan seri pertama bisa menjadi penambah keyakinan diri untuk seri-seri berikutnya. Dengan kata lain bahwa mereka sudah siap dari segala sisi, baik teknis maupun non teknis. Apalagi ditambah selama musim 2009 ini sesi testing ditengah musim sudah dihapus demi penghematan.

Jadi menurut hemat saya bahwa memang tidak ada waktu lagi bagi tim-tim untuk berbenah atau melakukan perubahan-perubahan yang signifikan ditengah-tengah musim.

Musim 2009 telah menjadi musim yang penuh hingar bingar dengan segala kehebohannya dari masalah double diffuser di awal musim, kejuaraan tandingan, kasus Renault, dan hal-hal kecil lainnya. Tapi salut dengan Formula 1 yang memiliki nyawanya sendiri dalam menyelesaikan masalahnya.

[Via http://deniscomm.wordpress.com]

No comments:

Post a Comment